Ayahku sang bobotoh sejati.
Sepakbola Indonesia memang belum setenar dan sebaik Liga-liga di Eropa, terutama Liga Inggris. Begitu juga dengan lembaga yang berfungsi sebagai wadah dari persepakbolaan itu sendiri yang masih murat-maret. Meskipun begitu, tentu saja tidak membuat seorang anggota Tentara Negara Indonesia Angkatan Darat di negeri ini berhenti untuk terus mendukung tim favoritnya, Persib Bandung.
Dialah ayahku. Pekerjaanya adalah seorang Polisi Militer. Tidak nyambung memang, dari mana seorang anggota TNI bisa begitu menyukai Persib bandung layaknya seorang bobotoh. Toh memang kenyataan, sepakbola tidak mengenal status, jabatan, umur, dan bahkan jenis kelamin. Ya, dialah seorang ayah yang akan menggangkat senjatanya untuk Persib Bandung, untuk Indonesia tentunya.
"A, ayah habis nonton Persib di Karawang"
"Buset, kan. Engga ngajak-ngajak gini kan"
"Lah, suruh siapa kuliah........"
Setidaknya itulah perbincangan kami ditelpon, dia menelponku ketika aku sedang belajar mata kuliah umum, ya karena itu aku bisa mengangkat telpon darinya. Hingga akhirnya akupun pulang ke rumah pada akhir pekan. Alangkah kagetnya ketika sampai dirumah, di depan garasi ku lihat mobil kami penuh dengan goresan dan sedikit penyok dibagian samping. Penasaran, aku pun bertanya kepada ayah.
"Yah, itu mobil kenapa?"
"Bekas kemaren nonton Persib"
Buset!! Hebat benar, bukan? Apalagi dia berkata dengan senyum khasnya. Ya, dia kelihatan bahagia nampaknya. Persib memang tidak bisa dilewatkan. Setelah dia menceritakan kejadiannya, ternyata kemarin dia nonton sendiri! Ada salah satu temannya yang bertugas mengamankan jalannya pertandingan itu, lalu memberikan dia tiket VIP secara gratis, dan sebenarnya itu bukan tiket. Ramai sekali, setidaknya itu yang dia katakan, bahkan dia menambahkan suaranya juga habis gara-gara teriak-teriak sepanjang pertandingan. Untung saja dia sedang tidak memakai seragam.
Lalu pernah juga sekitar satu setengah tahun yang lalu. Ketika itu aku sedang menjalani Ujian Nasional di SMA. Ujian berlangsung, tiba-tiba handphone yang aku simpan di tas di luar kelas pun berbunyi. Waktu itu memang aku lupa tidak mematikan atau bahkan untuk men-senyapkan handphoneku. Aku izin kepada pengawas dari sekolah lain itu untuk sekedar keluar dan mematikan handphone. Memang pada waktu itu ringtone yang kupasang sangat berisik, jadi mungkin pengawas pun memaklumi untuk mengizinkan ku mematikan handphone. Ku lihat, ayahku yang menelpon, dengan segera ku angkat telponnya khawatir sesuatu yang buruk terjadi.
"Hallo, apa yah?"
"Hallo, dimana A?"
"Di sekolah lagi UN, ada apa?"
"Engga apa-apa, mau nanya... itu Persib maen jam berapa nanti sore?.....................
WTF!!
wakakakakak..
ReplyDeletebabeh jeung anak saruana..
ckckck
tragedi UN asup oge..
Viking The true blueser sama sajaaaa, asal jangan alaaay...alay itu putroooo.. Ini namanya kekompakan seorang ayah dan seorang anak.
ReplyDeletehahahahaaaa
ReplyDeletekonyol pisan, eta UN ditelpon cuma nanya "Persib kapan maen?siga nu gada waktu deui" haha
Bobotoh eta biasaa..
ReplyDelete