Balada Sepakbola: Jangan Terlalu Diambil Hati.



Tidak puas dengan kepemimpinan wasit?
Para pemain atau pelatih yang angkuh?
Tim pilihan anda yang selalu kalah?
Debat sebelum dan setelah bertanding?
Itu semua adalah hal yang biasa dalam sepakbola. Bahkan hal yang dirasa kurang masuk akal pun bisa saja terjadi dalam sepakbola. Contohnya suporter yang mati terinjak oleh rekan suportenya sendiri karena merusuh di saat timnya kalah, lalu suporter yang menangis karena tim kesayangannya tidak kunjung menang, itu semua adalah contoh kecil yang memang bisa dibilang konyol, sangat konyol.


Memang sah-sah saja dimana setiap orang mempunyai cara mereka sendiri untuk mendukung tim mereka, dan sah-sah juga bila konsekuensi atas apa yang mereka lakukan akhirnya malah berdampak buruk pada mereka sendiri. Sebut saja contoh ketika Arsenal yang sudah lama puasa gelar, Chelsea yang doyan berganti pelatih, lalu pertandingan AC Milan melawan Barcelona kemarin, itu semua masih terbilang wajar dalam sepakbola.

Ya, setiap tim memang ingin menang, dan setiap suporter juga ingin timnya menang. Tapi bukankah tidak adil bila ada dua tim yang ingin menang bertanding tanpa adanya pemenang, bila seri tidaklah cukup. Harus ada yang menang, dan harus ada yang kalah. Harus ada yang menepuk dada dan harus ada yang tertunduk, bukankah itu sepakbola? Sudah biasa rasanya bila terjadi saling ejek antara suporter sepakbola. Toh mereka juga mendukung tim mereka, mereka juga punya hak untuk mengapresiasikan kemenangan timnya tersebut. Lalu bagaimana dengan suporter yang diejek ketika timnya kalah? Ya itu sudah resiko mereka. Jika anda bisa melontarkan ejekan kepada tim lawan yang menderita kekalahan, memangnya kenapa mereka yang anda ejek tidak bisa mengejek anda balik ketika tim anda kalah? Toh tidak ada sesuatu yang sempurna, semua tim bisa kalah. Lagipula tidak pernah ada orang yang meminta anda untuk mendukung tim yang selalu kalah, bukan? Anda sakit hati? lalu kenapa? toh ketika mereka sakit hati juga anda tidak peduli. Ketika semua hal dijadikan kambing hitam kekalahan, ya memang kenapa? peluit akhir pertandingan sudah dibunyikan, kuputusan tidak bisa diubah, dan pertandingan selesai.

Ada yang hal baik dan ada pula hal yang kurang baik menghiasai mata uang sepakbola, seperti itukah kehidupan? Apa yang anda anggap baik belum tentu baik dimata mereka, begitu juga sebaliknya. Sudah sepantasnya, sepakbola yang bukan hanya milik suatu suku, pulau, negara, dan bahkan benua pun memiliki sisi mereka masing-masing, mungkin benua Eropa mendapatkan sorotan lebih.

Ketika para pemain, pelatih dan petugas yang mengurusi sepakbola sedang sibuk dengan kesibukan mereka sendiri, kita sebagai konsumen sepakbola itu sendiri harus ikut campur dalam perang tiada akhir dalam sepakbola? Belajarlah untuk berlapang dada, toh mereka juga merasakannya. Bukan, bukan merendahkan diri anda sendiri, tapi memang tuhan selalu adil, ada kalanya kita terbang tinggi lalu jatuh dan terinjak. Hanya saja.... jangan terlalu diambil hati.

Comments